f Komunikasi Pemimpin ~ Desa Nusaherang
Nusaherang Tandang Nyandang Kahayang
Gunung Ciremai sakitu marahmay..sok ras emut ka lembur Nusaherang nu ninggalkeun salaksa katineung..Bersih dan rapih jalan Desa NusaherangCeremonial Pembukaan Kegiatan Pamatri Tatali Wargi Jilid 2Reog On The Street pd pembukaan Pamatri Tatali Wargi Jilid 3Peringatan Hut RI ke-68Calung Junior Nusaherang on the street kegiatan Car Free Day Kab. KngVolley Ball kegiatan rutin tahunan PORKAM

Jumat, 20 Desember 2013

Komunikasi Pemimpin

Kerja sama melalui komunikasi
Komunikasi Pemimpin yang tidak berhasil nyambung dengan orang  orang yang dipimpinnya, lambat laun mengetahui bahwa mereka bersiksap acuh terhadap apa yang dikomunikasikannya dan enggan menyampaikan informasi yang patut diketahui oleh pimpinan. Dengan demikian bukan saja terjadi kesenjangan komunikasi , melainan suatu kekosongan. Pemimpin mengeluh mengapa terjadi hal-hal yang tidak diharapkannya. Anak buah tidak tau apa yang sedang terjadi dalam lingkungan kerjanya, bagaimana perasaan dan perhatian atasan terhadap mereka, masa depan yang dihadapi dan keluhan umum bahwa tidak ada orang yang mendengarkan mereka.
Pemimpin sebagai mahluk yang berbicara, membaca, menulis dan mendengar, mempergunakan 70 - 80 % dari waktunya untu berkomunikasi. karena itu penguasaan tehnik berkomunikasi sangat penting. Akan tetapi perhatian yang terlampau besar terhadap aspek proses komunikasi dapat mengganggu pengalaman manusia. Oleh karena itu yang diperlukan oleh pemimpin bukanlah review mekanisme komunkasi, melainkan pengertian tentang apa yang terjadi kalau seseorang berusaha untuk mengadakan komunikasi. Komunikasi merupakan suatu bentuk pengaruh, suatu pengalaman manusia. Komunikator dan komunikan memainkan peranan yang berbeda akan tetapi saling mengisi. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan :

1. Komunikator dan komunikan mendengar dan melihat secara subjektif dan selektif

Dalam proses komunikasi disamping logika terdapat campuran faktor-faktor kognitif dan emosional. Pada orang, ada kecenderungan untuk memperhatikan dan membesar-besarkan apa yang menyenangkan dan mengabaikan apa yang tidak menyenangkan.Komunikator harus berusaha mengantisipasi hal ini. 

2. Cara mendengaran dan melhat pada waktu bersamaan merupakan cara tdak mendengarkan dan tidak melihat.
Hal ini berlaku baik untuk komunikator mauun komunikan. Komunikator menitikberatkan  apa yang penting baginya dan ia harus mengkomunikasikan sedemkian rupa, sehingga pesan mendapat bobot atau valensi yang sama bagi komunikan.

3.  Premis (alasan) dan asumsi melandasi segala komunikasi.
Kegagalan untuk mengetahui dasar pikiran, alasan dan asumsi yang melandasi sesuatu komunikasi merupakan sumber salah pengertian. Praduga yang tersembunyi itu dapat mencakup itikad baik dari komunikan, bahasa yang dikuasainya dan banyak faktor lain. Pada suatu ketika perlu membuat asumsi, namun hal itu harus rasional dan masuk akal.

4. Semua komunikasi mencerminkan sikap
Kalau komunikator tidak memperhitungkan sikap dan sentimen sendiri dan komunikan, terhadap masing-masing, maa dapat diduga bahwa segala usaha untuk berkomunikasi akan menimbulkan suasana yang panas, bukan yang terang.

5. Komunikasi merupakan fenomena yang didasarkan pada pengalaman
Komunikator yang bijaksana mengaitkan hubungan dan pengalaman nya yang lalu dengan komunikan.

6. Komunikasi merupakan fungsi harapan komunikan
Setiap komunikan mempunyai harapan tentang apa dan bagaimana sesuatu akan dikomunikasikan kepadanya. Komunikator harus memperhatikan hal itu.

0 komentar:

Posting Komentar